HASIL KUNJUNGAN WISATA
JANDI JAWI –PRIGEN
Latar
belakang dan Sejarah
Candi ini tepatnya
terletak di Desa Candi Wates , kecamatan Prigen,Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur.Untuk dapat menuju ke lokasi tersebut ( dari arah Surabaya ) dapat
menggunakan jasa angkutan umum yang berupa bis jurusan Surabaya – Malang,
Kemudian turun di kilometer 45 ( kota kecamatan Pandaan ) dan diteruskan dengan
kendaraan lain ( jurusan Tretes ) dengan jarak Kurang lebih I kilo meter
melewati Taman Candra Wilwatikta.
Candi
Jawi yang di bangun sekitar abad ke – 13 ini adalah tempat penyimpanan sebagian
abu jenazah Raja Kertanegara ( Raja terakhir Singasari ) yang meninggal tahun
1292 M.Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada candi Singasari.
Alasan
Kertanegar membangun candi Jawi jauh dari pusat kerajaan diduga karena
dikawasanini pengikut ajaran Siwa – Budha sangat kuat.Rakyat didaerah ini
sangat setia .Sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyur, ia juga
memiliki banyak musuh dalam negeri.Kidung Panji Wijayakrama,Misalnya
,menyebutkan terjadinya pemberontakan cayaraja.
Ada
dugaan bahwa kawasan candi Jawi dijadikan basis oleh pendukkung
Kertanegara.Dugaan ini timbul dari kisah sejarah bahwa saat Dyah Wijaya,
menantu Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegara dikudeta raja
bawahannya, Jayakatwang dari Gelang – gelang ( Kediri), dia sempat bersembunyi
di daerah ini , sebelum akhirnya mengungsi ke Madura.
Bentuk dan gambaran Candi
Bentuk Candi berkaki
Siwa, Berpundak Budha.Bentuknya tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa
Tengah,dengan Ukuran Luas 14,24 x 9,55 meter dan tinggi 24,50 meter.
Pintunya
menghadap kea rah timur, posisi pintu ini oleh sebagian ahli dipakai alas an
untuk mempertegas bahwa candi ini bukan tempat pemujaan atau pradaksina ( sebuah
upacra penghormatan terhadapseorang Dewa), karena biasanya candi untuk
peribadatan menghadap ke arah gunung, tempat yang dipercaya sebagai tempat
persemayaman para Dewa.Candi Jawi Justru membelakangi Gunung Penanggungan.
Sementara
Ahli lain ada pula yang beranggapan bahwa candi ini tetaplah candi pemujaan,
dan posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung karena pengaruh dari ajaran
Budha.menurut sejarahnya Candi ini pernah rusak pada tahun 1253 / 1331 M (
candra sengkala atau tahun Api memanah Hari ).Sehingga Raja hayam wuruk
memperbaikinya pada 1332 m.
FOTO
: Candi Jawi
Lokasi
; Desa Candi Wates , kecamatan Prigen Kabupaten pasuruan
Pemugaran
Candi Jawi baru di
pugar kembali pada tahun 1938 karena kondisinya sudah rusak.Pemugaran yang kono
telah memenuhi syarat tekno – arkeologis itu dilakukan oleh Oudheidkundige
Dients dengan membangun kembali lagi kaki candi, mengupas halaman candi serta
menyusun beberapa bagiaan candi dalam bentuk susunan percobaan.
Akan tetapi ,
pemugaran di hentikan pada tahun 1941 karena sebagian batunya telah
hilang.Usaha pemugaran baru dimulai lagi pada Pelita II ( 1975 / 1976 ) yang
dilakukan oleh Dit.Linbinjarah,Ditjen Kebudayaan, Depdikbud dengan Drs.Tjokro
Sudjono ( kepala Suaka Peninggalan sejarah dan purbakala Jawa Timur ) sebagai
pimpinan lapangan.
Dalam pemugaran yang
ketiga ini, berkat kejelian seorang pekerja yang bernama Mbah Karto Plewek dari
prambanan, batu – batu yang hilang dapat ditemukan lagi sehingga pemugaran
dapat dilanjutkan sampai selesai tahun 1980.Dua tahun kemudian ( 1982 ) , candi
Jawi diresmikan oleh pemerintah dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan
sekaligus obyek wisata sejarah.
Data
Candi
Jawi dibangun di atas batur atau dasar yang tinggi
dan dikelilingi oleh halaman dan kolam.Diluar kolam masih terdapat sisa – sisa
halaman yang dihubungkan dengan pintu gerbang.Namun bentuk halaman, gerbang dan
bangunan lain termasuk pagar keliling tidak jelas lagi karena runtuh, hilang
atau ditimpa bangunan lain diatasnya.
Candi
Jawi berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang
bahannya terbuat dari batu hitam dan dan batu putih, berukuran luas 14,24 x
9,55 meter dengan tinggi 24,50 meter.Seperti candi – candi yang lain, candi ini
terdiri atas tiga bagian , yaitu kaki, badan, atap.
Pada
bagian kaki candi terdapat pahatan relief yang sampai
saat ini belum diketahui maknanya secara pasti, yaitu relief yang menggambarkan
tokoh wanita dan pengiringnya, bangunan rumah maupun candi , dan panorama
dengan beraneka pepohonan.didepan tangga naik candi terdapat sisa bangunan
kelir yang berbentuk empat persegi panjang yang letaknya melintang di depan
pintu yang menghadap kearah timur agak serong ke utara, membelakangi Gunung
Penanggungan.
Menurut data yang
kami peroleh dari pemandu dan berbagai sumber lain yang terdapat di catatan
sejarah misalnya saja,Aneka ragam khasanah Budaya Nusantara I.Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diceritakan bahawa candi jawi adalah
candi yang dibangun sekitar abad ke – 13 dan merupakan peninggalan bersejarah
Hindu – Budha kerajaan Singasari di kecamatan prigen, Pasuruan, Jawa Timur,
Indonesia.Candi ini trlrtak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan
– Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Budha , Namun Sebenarnya merupakan tempat
penyimpanan abu dari raja terakhir Singasari, Kertanegara.
Sebagian Abu tersebut
juga disimpan pada candi Singhasari.Kedua Candi ini ada hubungannya dengan
candi Jago yang merupakan tempat peribadatanRaja Kertanegara.Pada Zaman
Majapahit, Candi Jawi pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk ( Rajasanegara)
pada waktu mengadakan perjalanan kedaerah Jawa Timur dan jawa Tengah pada tahun
ketiga masa pemerintahannya ( 1275 c / 1353 M ).Perjalanan raja Hayam Wuruk ini
disertai oleh seluruh penggawa keluarga raja ( Bhatara sapta Prabhu ), para
menteri, pemimpin agama dan wakil masyarakat.Negara Kertagama menyebutkan bahwa
perjalan pemimpin raja Hayam Wuruk beserta rombongan bertujuan untuk menghayati
keadaan masyarakat yang di pimpinnya, tak ubahnya semacam “ sidak “ yang biasa
dilakukan oleh pejabat masa kini.Selain sebagai inspeksi mendadak dan
peziarahan,ada pula yang mengatakan bahawa perjalanan Hayam Wuruk ini merupakan
salah satu dharma yang harus dijalaninya,yang mengandung arti magis, yakni
untuk penyatuan dan kesatuan wilayah kerajaannya.
Menurut
Nagarakertagama , candi candi yang sarat akan nilai – nilai budaya ini pada
candrasengkala atau tahun Api Memanah Hari ( 1253 C/1331 M ) pernah rusak karena
disambar petir.Selain bangunan cadi, ada salah satu arcanya yang ikut rusak
yaitu arca Maha Aksobaya.Hal ini membuat Raja Hayam Wuruk sangat sedih,
sehingga satu tahun kemudian ( 1332 M ) ia mengerahkan rakyat untuk memperbaikinya
kembali.” Dikutip dari berbagai sumber”.
Kelompok
0I
1.
Nailil Maghfiroh
2.
Windisari
3.
Windiana
4.
Failatus SHliha
5.
Yanti Susanti
Kata
Pengantar
Segala puji syukur kami ucapakan kepada
Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan nikmatnya,sehingga kami bisa menyelesaikan
Tugaas kelompok ini.memang dalm penulisan ini selain data yang kami himpun
waktu wawancara dengan pemandu / pejaga candi Jawi.juga kami tambahkan data
yang kami dapat dari referensi sumber – sumber yang lain untuk lebih
memperjelas dan menambah khasanah pengetahuab sejarah kita yang lebih
mendetail.
Tentunya kami juga sangat mengharap
kepada pihak sekolah untuk lebih banyak memberikan program seperti ini untuk
mengisi liburan tengah semester diwaktu mendatang sehingga kunjungan karya wisata
seperti ini bias mendidik siswa untuk lebih mengenal dan mencintai budaya
bangsa.
Tak lupa Ucapan terima kasih Kepada :
1. Bpk .H.HARIYONO, S.Pd selaku kepala sekolah SDN DAYUREJO I atas
dukungannya.
2. Bpk. KARTONO
,S.Pd selaku wali kelas VI yang telah
mengarahkan dan memberikan
Petunjuk Penulisan laporan karya wisata ini,
hingga selesai.
3. Pak Rul dan semua pihak yang telah
membantu tanpa terkecuali.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak,
mohon maaf bila banyak kekurangan dalam isi maupun tulisan namun semua kami
lakukan untuk belajar lebih maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar